Respirasi pada Tumbuhan
LAPORAN
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
yang dibimbing oleh Dr. Hj. Dahlia, M.S.
Disusun
oleh:
Kelompok
2
Kelas A
- Offering A
1. Anisa
Khumairo (100341400677)
2. Hikmah
Maulidyah (100341400688)
3. Mitha
Yudistira (100341400679)
4. Septi
Darlia Putri (100341400693)
5. Tutut
Indria Permana (100341400716)

The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2012
A.
Topik : Respirasi pada
Tumbuhan
B.
Tujuan :
Mahasiswa dapat membuktikan bahwa
pada respirasi dikeluarkan CO2 dengan menggunakan indicator air
kapur
C.
Dasar
teori
Tumbuhan terutama
tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya
agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang
dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan
yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari
merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa
adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis,
hal ini disebabkan kloropil yang berada di dalam daun tidak dapat menggunakan
cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari
(Dwidjoseputro, 1985)
Respirasi merupakan
kebalikan dari peristiwa fotosintesis. Respirasi merupakan proses pembongkaran
energy yang tersimpan untuk dimanfaatkan dalam proses kehidupannya. (Dahlia,
2000)
Respirasi merupakan
proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik.
Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung
secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan
dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob
dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain
karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit
energi (Lovelles, 1997).
Bahan organik yang
dioksidasi adalah glukosa (C6H12O6) maka
persamaan reaksi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6
+ 6O2 è 6 CO2 + 6H2O +
Energi
Jumlah O2 dan CO2
yang dilepaskan tidak selalu sama. Perbedaan antara jumlah CO2 yang
dilepaskan dan jumlah O2 yang digunakan biasa dikenal dengan
Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan disingkat RQ. Nilai RQ ini
tergantung pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan sempurna atau tidaknya
proses respirasi tersebut dengan kondisi lainnya (Simbolon, 1989).
Reaksi
respirasi suatu karbohidrat berlangsung dalam 4 tahapan:
1) Glikolisis
Kata “glikolisis” berarti
“menguraikan gula” dan itulah yang tepatnya terjadi selama jalur ini. Glukosa,
gula berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula berkarbon tiga. Gula yang lebih
kecil ini kemudian dioksidasi, dan atom sisanya disusun ulang untuk membuat dua
molekul piruvat (Champbell, 2002)
2) Dekarboksilasi
oksidatif piruvat
Asam
piruvat yang merupakan senyawa 3C diubah menjadi aseti-KoA (senyawa 2C) dengan
melepaskan CO2
3) Daur
asam sitrat (daur Krebs)
Asetil-KoA diuraikan menjadi CO2.
Daur ini disebut daur asam sitrat karena senyawa C6 yang pertama
terbentuk adalah asam sitrat
4) Transfer
electron
Hydrogen (ion H+) yang
dihasilkan dari tahap 1 sampai 3 berkombinasi dengan oksigen membentuk air (H2O).
energy yang dibebaskan oleh transport electron digunakan untuk pembentukan ATP.
Untuk mengetahui
peristiwa respirasi, diamati CO2 yang dihasilkan. CO2 akan
bereaksi dengan air kapur membentuk endapan dengan persamaan
Ca(OH)2 (aq) +
2CO2(g) è Ca(CO3)2 (s) + H2O(l)
D.
Alat
dan bahan
Alat: tabung reaksi, kassa,
tali/benang
Bahan: kuncup bunga sepatu, kecambah
kacang hijau, air kapur
E.
Prosedur

F.
Data
Tumbuhan
|
Waktu
(menit)
|
|
Air
kapur keruh
|
Terbentuk
endapan
|
|
Kuncup
bunga sepatu
|
21
menit
|
25
menit
|
Kecambah
kacang hijau
|
21
menit
|
25
menit
|
G.
Analisa
data
Dari hasil pengamatan
diperoleh bahwa tabung reaksi yang berisi air kapur dan kuncup bunga sepatu dan
kacambah kacang hijau yang tergantung di mulut tabung menjadi keruh setelah
dibiarkan selama 21 menit. 4 menit kemudian terbentuk endapan putih pada dasar
tabung reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa kuncup bunga sepatu dan kecambah
kacang hijau melakukan respirasi. Respirasi menghasilkan karbondioksida (CO2)
dan air (H2O). Keberadaan CO2 ditunjukkan dengan adanya
perubahan warna (kekeruhan) air kapur dan terbentuknya endapan. CO2
bereaksi dengan air kapur membentuk endapan garam Ca(CO3)2.
Pada menit pertama
hingga sebelum menit ke 21 tidak terjadi perubahan pada tabung reaksi yang
berisi air kapur, karena konsentrasi dan jumlah molekul CO2 yang
dihasilkan dari proses respirasi lebih kecil dibandingkan konsentrasi kapur
(Ca) dalam larutan Ca(OH)2. Pada menit ke 21 jumlah molekul CO2
dan Ca seimbang sehingga terjadi reaksi sehingga air kapur menjadi keruh. Pada
menit ke 25 jumlah molekul CO2 yang terakumulasi dari proses
respirasi dapat bereaksi dan mengendapkan kapur.
Data hasil pengamatan
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kecepatan terbentuknya endapan pada dasar
tabung reaksi dari kuncup bunga sepatu dan kecambah kacang hijau. Hal ini
menunjukkan bahwa aktuvitas respirasi antara kuncup bunga sepatu dan kecambah
kacang hijau adalah sama karena keduanya sedang dalam proses pertumbuhan.
Kuncup bunga sepatu dan kecambah kacang hijau menunjukkan aktivitas respirasi
yang tinggi karena laju pertumbuhannya sangat tinggi.
H.
Pembahasan
Respirasi merupakan
kebalikan dari peristiwa fotosintesis. Respirasi merupakan proses pembongkaran
energy yang tersimpan untuk dimanfaatkan dalam proses kehidupannya. (Dahlia,
2000)
Respirasi merupakan
proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik (CO2). Bahan organik yang dioksidasi adalah
glukosa (C6H12O6) maka persamaan reaksi dapat
dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6
+ 6O2 è
6 CO2 + 6H2O + Energi
Reaksi respirasi suatu
karbohidrat berlangsung dalam 4 tahapan, yaiti glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, daur Krebs dan transport electron. Pada masing-masing tahapan
dilepaskan CO2 dan ion hydrogen (H+). Pada tahap
transport electron ion ion hydrogen (H+) bergabung dengan Oksigen
membentuk H2O. Sehingga proses respirasi akan melepaskan CO2 dan
air (H2O).
Pada praktikum
kali ini digunakan air kapur (Ca(OH)2) sebagai indicator adanya
molekul CO2 hasil respirasi. Pada menit pertama hingga sebelum menit
ke 21 tidak terjadi perubahan pada tabung reaksi yang berisi air kapur, karena
konsentrasi dan jumlah molekul CO2 yang dihasilkan dari proses
respirasi lebih kecil dibandingkan konsentrasi kapur (Ca) dalam larutan Ca(OH)2.
Pada menit ke 21 jumlah molekul CO2 dan Ca seimbang sehingga terjadi
reaksi sehingga air kapur menjadi keruh. Pada menit ke 25 jumlah molekul CO2
yang terakumulasi dari proses respirasi dapat bereaksi dan mengendapkan kapur
dengan persamaan reaksi: Ca(OH)2
(aq) + 2CO2(g) è Ca(CO3)2
(s) + H2O(l)
Pada praktikum,
digunakan kuncup bunga sepatu dan kecambah kacang hijau karena bahan tersebut
sedang dalam tahap pertumbuhan sehingga aktivitas respirasi seluler sangat
tinggi. Kuncup bunga sepatu dan kecambah kacang hiaju dibungkus kasa agar dapat
menutup mulut tabung reaksi dan tetap dapat memperoleh O2 dari
lingkungan melaui pori-pori kasa.
Menurut Lakitan (1993),
secara umum terdapat korelasi antara laju pertumbuhan dan laju respirasi. Hal
ini karena dalam pertumbuhan akan digunakan ATP, NADH, dan NADPH untuk sintesis
protein bahkan menyusun dinding sel, komponen membrane, organel-organel dan
asam nukleat. Penggunaan ATP, NADH dan NADPH meningkatan ketersediaan ADP, NAD+
dan NADP+ untuk respirasi.
Menurut Hopkins (1999)
respirasi sangat dipengaruhi oleh faktor umur dan jenis tumbuhan. Masing-masing
jenis tumbuhan mempunyai perbedaan metabolisme sehingga kebutuhan respirasi
berbeda pula. Tumbuhan yang lebih muda menunjukkan respirdasi yang lebih cepat
daripada tumbuhan yang lebih tua.
Laju respirasi yang
terjadi pada kecambah tinggi karena terjadi reaksi katabolisme (pembongkaran)
nutrisi dari kotiledon untuk tumbuh. Menurut Sasmitadiharja (1990) laju
respirasi meningkat cepat hingga mencapai puncak selama perkecambahan, kemudian
menurun ketelah mencapai usia matang (dewasa). Kecepatan laju respirasi selama
tahun pertama pertumbuhan dapat diduga berhubungan dengan kepentingan sintesis
pembelahan dan perkembangan sel dengan cepat. Umur tumbuhan yang mendekati
dewasa (maturity) mengalami penurunan pertumbuhan sehingga ativitas metabolisme
menurun. (Hopkins, 1999)
Dari proses respirasi
dihasilkan energy. Energy digunakan lebih banyak pada jaringan yang masih muda
seperti kuncup daun dan kuncup bunga untuk memelihara aliran sitoplasma,
peredaran zat makanan, pembelahan kromosom dalam inti, pembelahan sel dan
aktivitas metabolisme lainnya. Jaringan dewasa tidak mengalami pembelahan sel
sehingga energy akan hilang sebagai panas. (Dwidjoseputro, 1985).
Laju respirasi
dipengaruhi ketersediaan substrat, suhu dan ketersediaan oksigen. Tersedianya
substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan
laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup
banyak maka laju respirasi akan meningkat. (Anonim, 2010). Pada kuncup bunga
dan kecambah konsentrasi substrat pada endosperm dan kotiledon sangat tinggi
sehingga aktivitas respirasi juga tinggi.
Ketersediaan oksigen
akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi
masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju
respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi
jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara. (Anonim, 2010)
Praktikum respirasi
kuncup bunga sepatu dan kecambah kacang hijau dilakukan di lingkungan yang
sama. Sehingga ketersediaan oksigen di lingkungan juga sama sehingga tidak
terdapat perbedaan kecepatan respirasi pada kuncup bunga sepatu sama dengan
kecambah kacang hijau.
Pengaruh faktor suhu
bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya
laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 100C,
namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies, tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian
kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies.
Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan
yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
(Anonim, 2010)
Lingkungan pengamatan
respirasi pada kuncup bunga sepatu dan kecambah kacang hijau adalah sama, yaitu
di dalam ruangan. Pada lingkungan tersebut suhu udara relative tetap sehingga
aktifitas respirasi relative stabil.
I.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dapat
disimpulkan bahwa
ü Keberadaan
molekul CO2 hasil respirasi digunakan air kapur (Ca(OH)2).
CO2 akan bereaksi dengan air kapur membentuk endapan garam Ca(CO3)2
menurut persamaan: Ca(OH)2 (aq) + 2CO2(g) è Ca(CO3)2
(s) + H2O(l)
ü Terdapat
korelasi antara laju pertumbuhan dan laju respirasi. Laju respirasi tertinggi
terjadi pada jaringan tumbuhan yang masih muda seperti kuncup bunga dan
kecambah.
J.
Diskusi
1.
Pada tabung reaksi yang mana air kapur
menjadi keruh? Mengapa?
Jawaban:
Tabung
reaksi yang menjadi keruh adalah tabung reaksi yang berisi larutan air kapur
dan terdapat kuncup bunga sepatu dan kecambah yang dibungkus kasa dengan posisi
menggantung. Air kapur pada tabung reaksi tersebut manjadi keruh pada menit ke
21. Hal ini terjadi karena tumbuhan berespirasi menghasilkan CO2. CO2
bereaksi dengan air kapur membentuk endapan Ca(CO3)2
2.
Apa fungsi air kapur tersebut dan
mengapa digunakan air kapur?
Jawaban:
Air
kapur berfungsi sebagai indicator adanya molekul CO2 dari proses
respirasi. CO2 akan bereaksi dengan air kapur membentuk endapan
garam Ca(CO3)2 berupa endapan putih menurut persamaan:
Ca(OH)2
(aq) + 2CO2(g) è Ca(CO3)2
(s) + H2O(l).
Digunakan
air kapur karena reaksi dapat berlangsung cepat, mudah didapat dan murah.
3.
Mengapa digunakan kuncup bunga yang
sedang mekar dan kecambah?
Jawaban:
Pada
praktikum, digunakan kuncup bunga sepatu dan kecambah kacang hijau karena bahan
tersebut sedang dalam tahap pertumbuhan sehingga aktivitas respirasi seluler
sangat tinggi. Pada tahap pertumbuhan energy dari respirasi digunakan untuk
aktifitas pemanjangan dan pembelahan sel. Secara umum terdapat korelasi antara
laju pertumbuhan dan laju respirasi. Hal ini karena dalam pertumbuhan akan
digunakan ATP, NADH, dan NADPH untuk sintesis protein bahkan menyusun dinding
sel, komponen membrane, organel-organel dan asam nukleat. Penggunaan ATP, NADH
dan NADPH meningkatan ketersediaan ADP, NAD+ dan NADP+
untuk respirasi.
Daftar
pustaka
Dahlia, dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang : UM Press
Dwidjoseputro. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta :
PT. Gramedia
Lakitan,
Benyamin. 1993. Dasar-dasar Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Loveless.
1997. Prinsip-prinsip Fisiologi Tumbuhan
untuk Daerah Tropik. Jakarta : PT. Gramedia
Sasmitahardja,
D. 1990. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung:
Penerbit ITB Bandung
hai,saya rakhmi..
BalasHapusmau nanya,untuk konsentrasi Ca(OH)2 brp % yaa?
soalnya saya akan mengukur laju respirasi dlm penelitian saya..
makasii :)
Nice post :)
BalasHapus